Oleh : Lan Djekindang
Sebelum ada pesirah di Gumay Ulu, Gumay Lembak dan Gumay Talang, Gumay di pimpin oleh seorang Imam dan Imam mewakili kepada jurai tue untuk memimpin dusun masing-masing pada suku Gumay, pemerintahan dibidang ekonomi, sosial dan kesehatan dipimpin oleh jurai tue. Seluruh rakyat tiap dusun tunduk pada jurai tue atas dasar mandat dari Imam Gumay atau pemimpin tunggal Gumay menurut hukum adat Gumay.
Kepala adat, pemuka adat / jurai tue Gumay Lembak dan Gumay Ulu dalam dusunya masing-masing setiap tahunnya mengadakan pertemuan dengan pemimpin yang tertinggi atau pemimpin tunggal suku gumay. Pada waktu itu pemimpin tunggal nya bernama Gune Raje, semua hal yang menyangkut kepentingan masyarakat baik perorangan maupun bersama-sama dibicarakan dengan musyawarah dan mufakat.
Pada waktu itu ada anjuran untuk mengadakan pemimpin maka diutuslah orang dari Lubuk Sele untuk menghadap sunan Palembang, tanda peresmian adanya pasirah Gumay Ulu diberi cap dan cendera mata pada utusan dari Gumay Ulu tersebut bernama Ampuan dan Tangkal Maut anak dari Kerie Dayang.
Kedudukan Ampuan sebagai pasirah pengemban tugas dan amanat dari sunan Palembang, apapun yang dibebankan oleh sunan Palembang padanya tidak diundurinya, dengan petunjuk dan bimbingan tuhan semua perintah sunan dapat di laksanakan tanpa mengalami kegagalan. Akhirnya sunan Palembang menyuruh Ampuan dan Tangkal Maut untuk pulang ke suku Gumay serta memberi Cap dan Piagam cendera mata. Setelah Ampuan dan Tangkal Maut sampai di tempat tujuan, Cap piagam tersebut diserahkan kepada jurai tue dan jurai tue langsung mengadakan undangan kepada masyarakat untuk mengadakan mufakat, saran jurai tue pada masyarakat khususnya anak cucu Kerie Dayang, Cap dan Piagam Pasirah tersebut pada kakak, anak cucu Kerie Sendan Dusun Mekam.
Sebagai penghormatan adik terhadap kakak atau anak tua, seluruh anak cucu Kerie Dayang mengakui setuju dan tidak ada yang membantah, dan Pasirahnya di pilih dari anak cucu Kerie Sendan Mekam, yang bernama Rimbas Talang, dan Rimbas Talang merupakan Pasirah yang kedua atas penghormatan anak cucu Kerie Dayang Lubuk Sele. Karena ini merupakan hasil musyawarah maka di dudukkan :
-Pasirah yang pertama adalah dari Mekam.
-Pasirah yang kedua adalah depati Rukun dari Lubuk Sele
-Pesirah yang ketiga adalah depati Lasir dari Tinggi hari
Pada waktu jalan dan pelaksanaan pasirah depati Lasir sangat baik maka sunan Palembang memberikan penghargaan kepada depati Lasir berupa :
- Pesalin
- Satu buah Keris Tata Mare
Dan kedua penghargaan nya tersebut masih ada pada anak cucu nya.
Ini merupakan catatan sejarah perjalanan Suku Gumay...... namun asal usul Suku Gumay sendiri masih perlu digali....krn kllah dikatakan nguntum di buah linggugh (labu)....akan sangat bertentangan dengan asal muasal manusia yang sebagai anak cucu Adam
BalasHapusOH,KALO PERSO'ALAN ITU SANGAT RAHASIA,ITU DIWE BRUMBUNG MATEHARI.RIWAYATKAN YANG LAIN SAJA,ITU PERISTIWA WUJUD DIWE SEMIDANG DAN DIWE BERUMBUNG MATE HARI,BUJANG BEKE (BUJANG KEKAL)
BalasHapusuntuk silsilah dari puang kerie sindang matahari, puyang tangkal maut apakah ada dibuat sampai sekarang? saya ingin anak saya tahu dimasa depan garis dari saya puyang semidang dan garis dari istri puyang kerie sindang matahari dan puyang tangkal maut..
BalasHapus