GUMAY NIAN PO...!

25 Sep 2011

makam puyang Yal bingkuk

Inilah beberapa foto makam puyang Yal Bingkuk yang terletak di daerah sebagok di pinggiran ayik lim masuk  dalam kawasan dusun Simpow Gumay ulu.

foto diambil dari jauh di pinggiran ayik lim tampak bangunan pondok dari kejauhan


foto diambil dari arah depan dari jarak dekat

foto diambil dari arah samping


inilah bagian dalam makam puyang Yal Bingkuk

Kondisi makan puyang Yal Bingkuk waktu diambil foto foto ini nampak terawat dikarnakan baru sekitar 3-4 bulan yg lalu baru di pugar dan diberi atap rumahan beserta batu nisannya,  di sekeliling nya ada beberapa pohon besar dan semak semak tetapai jalan akses ke makam ini tidak terlalu sulit  dengan melalui dusun Simpow turun kepemandian di ayik lim kemudian melewati perkebunan kopi warga akan sampai ke lokasi makam Puyang Yal Bingkuk ini.








19 Sep 2011

tulisan majalah tempo 08 juli 1972

7 Sep 2011

SENJATA API GUMAY GURUH KEMARAU


Guruh kemarau adalah sejata api semacam meriam kecil (lila) yang dipikul di pundak,dipakai oleh dua orang tertentu menurut adat. Seorang bertugas memikul dan seorang lagi bertugas menyulut (membakar mesiunya). Senjata ini sangat ampuh dan dapat diandalkan waktu terjadinya perang Gumay dengan Belanda Benteng Jati. Kegunaan senjata sulut ini adalah untuk memecah kepungan musuh, apabila ditembakkan bunyinya hampir tidak terdengar oleh orang-orang disekitarnya tetapi dari  jauh bunyinya terdengar seperti guruh (guntur) di musim kemarau dan kepungan musuh jadi berantakan.

Keunikan senjata ini yaitu apabila musuh sudah terkena senjata ini efeknya banyak yang rebah karena kepala pusing, sakit perut dan muntah-muntah, bahkan banyak juga yang sampai pingsan. Mudah diduga betapa mudahnya menewaskan musuh dalam keadaan demikian dan senjata ini tak henti-hentinya meledak mengakibatkan korban pada pihak musuh.

Perang adalah perang segala akal muslihat dan kesempatan dapat digunakan, tapi kenyataannya tidak. Merupakan karakteristik senjata itu, Sekaligus identitas kepribadiann Gumay, bahwa orang orang Gumay setelah terbebas dari kepungan hanya menghindar dan kembali menyerang setelah musuh siap kembali betul betul. Sikap dan cara jantan yang dalam situasi pertempuran sekalipun dalam situasi penentuan hidup atau mati, menang atau kalah masih menghormati musuh yang tidak berdaya dan memberinya cukup waktu untuk siap kembali. Suatu sikap kesatria orang orang Gumay. Informasi terakhir yang di dapat mengenai keberadaan senjata ini, sekarang senjata ini berada  di museum Bukit Tinggi museum tertua buatan belanda yang berada di Sumatra Barat dengan nama GURUH KEMARAU DARI LAHAT.

BATANGHARI SEMBILAN TEMPAT PENYEBARAN JEME-JEME GUMAY



Ada berbagai pendapat mengenai Batanghari Sembilan ini, yang dimaksud Batanghari  adalah Sungai, sedangkan Sembilan adalah jumlah dari sungai tersebut. Profinsi Sumatera Selatan dikenal pula dengan sebutan “DAERAH BATANGHARI SEMBILAN”.

Disumatera Selatan banyak sekali terdapat Batanghari  atau sungai sungai baik besar maupun kecil, puluhan bahkan ratusan jumlahnya tetapi sungai sungai mana saja yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini. Tidak ada ketentuan khusus yang mengaturnya. Namun jelas adalah sungai musi beserta anak anaknya yang besar-besar saja.
Umpama saja H. Boedenani dalam bukunya yang berjudul SEJARAH SRIWIJAYA, Penerbit Ternate, cetakan pertama, April 1976, Halaman 68 dapat diketahui bahwa sungai sungai yang termasuk Batanghari Sembilan tersebut adalah sungai Musi, sungai Ogan. sungai komering. sungai Kelingi, sungai Lakitan, sungai Rawas. sungai Rupit dan sungai Batanghari Leko.
Selain itu Jama’ani dalam buku Sejarah Pemulaan mengemukakan sungai sungai yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini adalah : sungai Musi, sungai Kelingi, sungai Semangus, sungai Lakitan, sungai Rawas, sungai Batanghari Leko, sungai Lematang, sungai ogan dan sungai Kemering.

Sedangkan menurut versi Gumay, yaitu yang berdasarkan sejarah Gumay, maka sungai sungai yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini adalah : Sungai Lematang, sungai musi, sungai Komering, sungai Ogan, sungai Tulang Bawang (prof. Lampung), sungai Enim, sungai Rejang (prof. Bengkulu), sungai Pine (prof. Bengkulu), dan sungai Lintang. Jadi meliputi daerah Sumatera Bagian Selatan.

Daearah Gumay dapat ditinjau dari dua aspek, yang pertama adalah segi historis, yaitu berdasarkan sejarah keturunan asal usul orang orang Gumay yang dimulai dengan puyang-puyang dengan daerah daerah pemyebarannya. Kedua adalah dari segi fisik yaitu secara wilayah yang memang namanya Gumay dan dihuni oleh orang orang Gumay. Berdasarkan Historinya Sebetulnya daerah Gumay itu adalah mencakup daerah daerah yang disebut Batanghari Sembilan, tentunya menurut versi sejarah yang dimiliki orang orang Gumay, Batanghari Sembilan tersebut adalah daerah daerah tempat penyebarab seluruh anak dari Puyang Suke Milung (Simbang Gumay), 9 putra dan 1 putri. berikut nama nama anak puyang Suke Milung dan daerah Batanghari Sembilan tempat penyebarannya :

1.      Puyang Panjang ke sungai Enim
2.      Puyang Remanjang ke sungai Lematang
3.      Puyang Untu ke Sungai Kemering
4.      Puyang Indang ke Sungai Lintang
5.      Puyang Remindang ke sungai Pine
6.      Puyang Limpak ke sungai Musi
7.      Puyang Limparan ke sungai Musi kemudian ke sungai Rejang
8.      Puyang Intan Prmate Jagat ke sungai Lematang tepatnya di dusun Prabu Menang (Puntang Merapi)
9.      Puyang Suri Dendam (putri) ke sungai Ogan

Dan istilah atau sebutan Batanghari Sembilan dalam sejarah Gumay mulai timbul semenjak anak anak Puyang Suke Milung yang 9 putra dan 1 putri bertolak dari Kute Bentare Rambang menyebar mudik ke sungai sungai tersebut diatas.


26 Agu 2011

lebaran Udah Dekat

SEBENTAR lagi hari Lebaran tiba. Tentu hari kemenangan bagi masyarakat muslim ini telah dinanti-nantikan. Lebaran, dari kata lebar yang berarti selesai.
Ini dimaksudkan bahwa 1 Syawal adalah tanda selesainya menjalani puasa, maka 1 Syawal biasa disebut dengan Lebaran. Mengenai Lebaran, ada satu tradisi yang tidak pernah ditinggalkan oleh orang Indonesia, yaitu ketupat
 
 
 

 


GANGGAMAN GUMAY BLOGSPOT MENGUCAPKAN
SLAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432-20011
MOHON MAAF LAHIR.BATIN
http://gumaynianpo.blogspot.com

13 Agu 2011

KATA-KATA ZAMAN NENEK PUYANG


Oleh : Lan Djekindang

Nurilah binti Yusuf, Aman bin Musa.
Nurilah belaki Aman, Aman bebini Nurilah

Pangilan Yusuf dengan Musa : Warang
Istri Yusuf dengan istri Musa : Bisan

Musa kepada Yusuf serta adik sanak dusun laman peribahasa nenek moyang dinamakan : Ngule
Yusuf kepada Musa serta adik sanak dusun laman peribahasa nenek moyang dinamakan : Bekule

Kule artinya kulekhan (gawi) adik sanak dusun laman, sebelum selesai upacara akad nikah.
Selesai akad nikah Yusuf dan Musa satu keluarga. Pangilan pada mertua melihat siapa yang tertua laki dan perempuan uwak, yang muda mamak ibung.

Setelah ada turunan pangilan berubah : beliau, pengiran, engkuanye, beliau bunyak.

Pangilan suami kepada kakak istri laki-laki : lautan tue
Pangilan sehari-hari : Kakak Warang

Ket : Satu jenis benda bernama warangan, gunanya pembersih senjata dan menimbulkan cahaya besi.
            Demikan juga dua sepewarangan, ini selau memberikan nasehat pengarahan kepada anaknya agar rumah tangga anaknya aman dan bahagia bercahaya

            Pangilan pada mertua tersebut, memuliakan, membesarkan derajat mertua.
            Bisan, merapatkan silaturahmi satu sama lain, dua keluarga besar menjadi satu keluarga besar.

            Lautan, Kalau laut dangkal, tetapi lautan dalam.
            Seseorang terhadap Lautan, selalu tertib sopan.


Penjabaran : Ngule kata ini rendah hati, dipihak orang tua bujang adik sanak dusun laman terhadap pihak orang tua gadis adik sanak dusun laman.

Sering terjadi dimusim motong padi, orang tue (ayah) Bujang bertanya, lah motong padi warang ? Jawab ayah gadis, sudah mulai warang.
Dua hari lagi kami akan nulungi (nerup) ketaman sawah warang. Orang tua gadis musyawarah dengan adik sanak dusun laman, pekulean kite  akan nerup ketaman kite dua hari lagi.
Hasil musyawarah, kite bersiap nasi gulai, kalu orang berada motong kabing.
Sampai janji berangkat adik sanak dusun laman membantu motong padi kesawah pekulean.
Sebidang sawah selesai satu hari injik suke, injik anjam, yang dibantu dan yang membantu.
Bekulie :  Kate ini  orang tue gadis, adik sanak dusun laman selalu berkata tingkah laku yang baik-baik dan sopan takut kalu perkataan tingkah laku yang tercela oleh pihak bisan.
Pikiran ayah dan ibu gadis tidak lain, jangan dua tangga dinaik oleh anak ku, jangan tidak jadi.
Mohon pada tuhan agar anak ku tetuan rumah lakinya, artinya sampai ada turunan.

Zaman nenek moyang sampai sekarang, masih dipakai dua kata ini :

Wanita akan berumah tangga disebut : Belaki
Pria akan berumah tangga disebut : Bebini

Saya coba mengungkap Intisari dari kata belaki :
-          Kulayani laki ku dengan sebaik-baiknya menurut kemampuanku.
-          Saya berhias berpakian yang tidak melanggar perintah agama islam tidak lain gunanya untuk lakiku.
-          Saya berhias wajah dan rupa untuk memikat pandangan lakiku, agar jelas perhiasan, pakian dan wajah, semata-mata untuk lakiku.

Arti kata bebini :
-          Saya bina istriku matanya tidak dipandangkan kepada yang tidak diridhoi Allah.
-          Tangan nya tidak digerakkan mengambil hak prang lain. Dan saya bina seluruh anggota nya, menuju jalan yang diridhoi Allah.
Kiranya suami istri menghayati dua jenis kata ini : Belaki dan Bebini, Insyak Allah rumah tangga aman bahagia, seiya sekata, kegunung sama mendaki, kelembah sama menurun.
Sambak ui pengurang rakit, tenggelam sama basah, terapung sama kering.


                                                      SEKIAN.


ADAT GUMAY


Oleh : Lan Djekindang

A.            Adat Besawah / ladang darat

Diceritakan pada waktu itu setiap tahun anak cucu Yal Bingkuk Gumay Ulu dan anak cucu Kerie Sindang Matahari (Muke Arahan) berkumpul dan bermusyawarah di Lubuk Sepang dipimpin Gune Raje dari Gumay Talang. Asas musyawarah dikarnakan beberapa bulan lagi akan melakukan nebas ladang darat dan nekankah luku enjawat sawah.

Pedoman bintang tige berdirit (mata tahun)
Mata tahun mulai tumbuh dibarisan arah timur ini disebut keempat, musyawarah menetapkan dan memutuskan, kelima sekian bulan lagi mulai nebas (mbajak). Pedoman ini diperkuat petunjuk (sabak) menentukan kejadian alam dunia di tiap-tiap tahun.
Ini khusus untuk beladang darat petunjuk sabak (petikan) yaitu
1.      Penyebab panjang
2.      Kemarau panjang
3.      Tanah terebis lebar

-Penyebab panjang yaitu jangan beladang dipulauaan atau (dipinggir air besar)
-Kalau kemarau panjang beladang di tanjungan (dipinggir air)
-Kalau tanah terebis lebar  jangan beladang di tanah tebing.

Hasil musyawarah disampaikan pada seluruh rakyat Gumay, sedekah rami sawah dan beladang darat dua kali dalam setahun, satu kali musim encalau dan satu kali padi musim keluar.
Tempat sedekah rami dipinggir sawah,dan ditengah ladang darat, sedekah adat ini dilaksanakn turun menurun. Dan Kemudian tempat bermusyawarah yang sebelumnya di Lubuk Sepang pindah ke Endikat, dimasa generasi Gumay ke 24-25 masih diadakan (generasi ke 25 Gumay Ulu Peridan, Gumay Talang Pare, dan Gumay Lembak Bidin).

B.             Adat bujang gadis suku Gumay

Pertama Bujang betandang pada gadis, namanya Tandang nindai, yang diperhatikan bujang pada gadis cara berbicara, cara duduk, cara adat kesopanan,  dan cara bekerja.
a.      Gadis yang baik yaitu duduk mantap, dikala bujang berbicara dia tekun mendengarkan apa maksud pembicaraan bujang dan apabilah bujang selesai berbicara gadis melenggah menjawab kehendak bujang.
b.      Gadis yang tidak baik yaitu duduk tidak mantap, bujang belum habis bicara dia telah berbicara tidak memperhatikan pembicaraan bujang, dan waktu gadis bekerja melakukan sesuatu matanya memandang kekanan dan kekiri, kedepan kebelakang mungkin hendak melihat buajng lain.

Ibu gadis melihat melihat dan mendengar tutur kata bujang, duduk dan cara mata bujang memandang.
a.      Bujang yang baik menurut pandangan ibu :
Bekata Kalem dan tenang, lah tujuan baru dibicarakan, duduk nya mantap tidak gelisah, matanya memandang dan memperhatikan gadis.
b.      Bujang yang kurang baik, pandangan ibu bekate seperti huse tak tertentu arah tujuan, duduk merangkung-rangkung luk bekatak melumpat, mate merileng-reling mungkin melihati bende rumah gadis tidak ada kesupanan.
Kata sang ibu pada anak gadisnya, Aminah kalau bujang bekelakuan baik yang petama kalu kabah endungan bapang ngajung, sedikit dide negahi. Kalu bujang kurang baik ulas alap besak kemetai putih kuning, die hendak merasani kabah endung dan bapang dide setuju.

Bujang nindai gadis yang baik, sekali hendak dua kali, tige kali akhirnya sebelah menyebelah menjadi makanan anak mate.

-          Tandang berasan (ngelamar)
Bujang betanye, Aminah la hade belum jeme hendak enjawat sawah mamak diseberang dusun ini, letaknye diseberang mandian.
Jawab Aminah, belum, ngape kak Badu. Kalu belum ade jeme ngerasani nye, aku galak enjawat nye.
Kalu dik kena de kak badu. Nepak jangan palak, nempiling jangan pelipisan.
Sawah bak diseberang mandian itu, tanah kosong ayeknye kekeringan.
Jawab Badu, Dik Aminah ade seratus bidang sawah disini, Cuma sawah mamak itulah penuju diatiku.
Bepikir asat-asat kudai, kakak kutempoh tiga hari tiga malam.
Setelah cukup tempo tiga hari tiga malam Badu tandang lagi pada Aminah, pandangan matanya seakan-akan sudah bersatu hati untuk membentuk rumah tangga bahagia.

-          Sedang asiknya Badu dan Aminah memadu Cinta siang menjadi angan-angan malam menjadi buah mimpi.
Penulis ungkapkan Rejung bujang gadis (Pantunan) percintaan.
Badu berkata dik Aminah ade rejung sebatang
       Karang dalam kini lah nyambung
       Ayam lah abis dijuali
       Lubuk dalam dedasan agung
       Embak mane lamun dilayari

Dijawab Aminah:
       Sintak Unus dipantai laut
       Renimbung gadung manau tinggi
       Alus embak rembun kan disaut
       Gerayung semu kan di nanti

Badu berkata, sebatang lagi dik Aminah
       Besemah tiding kelaut
       Berumbung taji tulang ikan
       Pancing timah tali rambut
       Putus dik kene luke jangan

Dijawab Aminah :
       Bedegur guruh di jati
       Timbali guruh sibang
       Lamun sungguh kate mimpi
       Suke embak garam timpe ujan
Karna kagumnya cinta didorong isi dan makna pantun, maka timbul rasa hendak makan bersama, diberi nama bujang nyemantung.

Caranya :
Malam hari sebelum ada bujang tandang dirumah Aminah, Badu cs naik kerumah Aminah.
Yang dibawak seekor ayam jantan besar, lima buah kelapa diserahkan pada umak Aminah.
Bujang lah banyak tandang pada Aminah, Badu temanya sudah ada. Umak Aminah berkata pada bujang banyak, nak bujang petang tadi Badu embata ke ayam dan kelape untuk kita makan besama malam ini, ayam semblihlah, kelape kupaslah kite nanak enggulai masak ketan.
Yang mengerjakan perintah ibu Aminah adalah family Badu yang terdekat. Sebelum nasi gulai masak, bujang-bujang yang lain teman akrab Badu turun.
Maluan numpang makan Semantungan badu dan kawan-kawan.

ADAT BUJANG GADIS GUMAY MASA SILAM
Adik Aminah tutur badu
Rejung kenyataan cinta hati nurani.
Nyemantung makan bersama menjadi kenangan semase nyawe dikandung badan
Sebelum orang tua kita merasani benar-benar kita hendak menikah mendirikan rumah tangga
Mari kita mengadakan gadai tanda rasan diperkuat dengan bende

Jawab Aminah baik kak Badu
Ini punya ku selembar kain terimalah, dengan senyum simpul, suara lemas gemulai memikat hati calon suaminya.
Tutur kata Badu, ading Aminah, dengan mata melihat wajah calon istrinya
Badu berkata pada Aminah
Ading ade pesan jeme tue, barang siapa nyintak tali ngurung kan rasan gadai nikah. (satu menjadi dua)

Jawab Aminah kak Badu
Kalau titipan nenek moyang adat petata petiti gadai bujang gadis, sape ngurangkan janji ngurungkan rasan.

       Kayu are tumbuh dipala
       Batu genam tumbuh didade
Tiding kelaut tumpah karang
Mati dibadan sumpah Allah
Nyawe taruhanye Kak Badu

Ayah dan Ibu Aminah telah mengetahui bahwa Aminah dirasani bernama Badu anak Ahmad tunggak dusun Pagar Diwe, agung nantan selamenye Aminah binti Karim, tunggak-tunggak dusun Pagar Jati, agung nantan turun menurun.
Badu dipangil ayah Aminah , Badu kata Karim Benar, engkau hendak jadi dengan Aminah anakku ?
        Jawab Badu dengan sopan, benar mamak
Katakan pada Ayahmu pesan ku, kata Karim kepada Badu :

1.      Kamu lelahian turun pagian
2.      Kule ini kule raje-raje
3.      Kule berate

Kemudian Badu menyampaikan pesan Karim ayah Aminah kepada ayahnya.
Ayah Badu menanggapi pesan Karim ayahnya Aminah
        Betinting same ringgit bakli
        Bapang same balak betung
        Same-same nginjakkah gantu ngan tungguan dusun laman

Kembali Penulis menjelaskan Adat dan petata petiti bujang gadis diluar rumah meringgit-ringgit kecik nembang alus metik ginggung ngan seredam.

Seperempat jam mulai ngetuk dinding rumah ibung, ada Aminah di rumah kalu ada numpang behusik, kalu idak dirumah siapa dia tandang.
Sang Ibu bangun, mengusiti lampu, kata ibu siape-siape dibawah, Aminah ade naiklah
Bujang lah duduk dengan supan santun, Ibu membangunkan Aminah tidur.
Aminah bangun ade bujang hendak behusik. Aminah bangun berusap serta memakai pakian yang sopan untuk menghadapi bujang behusik.
Jarak bujang dengan gadis kira-kira dua meteran, ibu duduk mendekati Aminah, melihat dan memperhatikan tingkah laku dan perkataan bujang.


Penulis meneruskan rasan Badu dan Aminah. Badu mendatangi rumah Aminah langsung menyampaikan pesan Karim ditanggapi oleh Ahmad orang tua Badu.
Kata Karim kepada Badu, dua hari dua malam lagi datanglah kesini.
Badu datang dengan dua orang bujang , dua orang gadis , satu wanita tua, sedang dan satu batin tua sedang.
Incingan akan melahikan gadis Aminah Binti Karim dusun Pagar Jati, turun pagian yang perlu aku ngendakkan adik sanak, kita musyawarah mencari dua orang gadis dua orang bujang,  satu batin setengah umur, satu perempuan setengah umur.

Menurut Badu dua hari lagi berangkat ke Pagar Jati, melahikan Aminah turun pagian.
Jawaban Famili, bujang, gadis, batin, kerbai, cukup jangan dulu diserahkan pada dusun laman, ini hasil musyawarah adik sanak.
Sampai kejanji berangkatlah yang telah disepakati Badu cs ke Pagar Jati.
Sampai ke Pagar Jati, Badu dan yang dikehendaki Karim disambut oleh Karim dan sanak family dengan gembira.
Menurut adat petata petiti zaman dulu, kalau turun pagian adik sanak terdekat separu dusun laman mantau makan.
Sesudah Pantauan barulah Karim dan Istri, seta sanak family melepaskan Aminah, dan dua orang gadis ngantar Badu dan temanya, mohon pada mertua segenap family, akan berangkat ke Pagar Diwa. Setelah Badu dan calon istrinya sampai. Ahmad mengundang adik sanak dusun laman  satu : memberi tau dusun laman Badulah melahikan anak gadis jeme.  Dua : sape kah pegi beawas ke Pagar Jati, ngawasi kule ini, kita milih yang biasa madan kule, Ahmad memberikan aba-aba kule ini kule berete, kule raje-raje.

Abdulah menyangupi, doakan aku, dusun laman pagar Diwe jangan malu.
Seorang lagi Jakfar dapat mendampingi Abdulah. Setelah Abdulah dan Jakfar sampai didusun Pagar Jati, terus nak kerumah Karim, adik sanak telah siap menunggu kedatangan utusan dari Pagar Diwe. Karim menyuruh orang pantauan seluruh adik sanak dusun laman, untuk madan kule dengan orang dusun pagar Diwe. Seluruh masyarakat dusun Pagar Jati sudah musyawarah mupakat menunjuk Arifin seorang sering medan kule, pelage, peragam, ditengah-tengah orang banyak.

Rumah Karim penuh sesak oleh masyarakat dusun Pagar Jati, maklumlah petata petiti orang zaman dulu, siapa teman bicara ? saya jawab Arifin : Abdulah menyerahkan tungking pesirian pada Arifin.
Sirih diinang abang buah, rokok dikedan gugur abu, Abdullah ngangkat suare.
Aku dan Jakfar utusan Ahmad serta dusun laman Pagar Diwe, bertanya kule kita ini, kule ape, kule berete.
Kalau kule berete , kata Andullah bekhape beli kedalam ? bekhape pintaan ?
Dijawab Arifin, beli kedalam 100 ringgit, pintaan satu pedang pengiring duit 100 ringgit, satu keris pintaan dalam khumah, satu Siwar (badik) pintaan Mu’anai tue.

Setelah Jakfar pulang mengawasi kule dusun Pagar Jati.
Ahmad mantau adik sanak dusun laman, serta makan minum, akan mendengarkan cerite ngawasi kule. Abdullah menyampaikan pendapat ngawasi kule, kule ini berete ngendak kan duit 100 ringgit, pintak pintaan, gagang :
-Satu pedang pintaan pengiring beli dalam
-satu bila keris pintaan dalam khumah,
-satu Siwar (badik) pintaan Mu’anai tue.

Titipan Jeme, tuan anak, adik sanak dusun laman cukup pengendak, dide ade awat pembahasan kule langsung musyawarah memutuskan, menujuk Jakfar dan Amin mengantarkan pengendak dan ngantat bunting dan gadis ngantar.
Ahmad menyampaikan pembicaraan pada adik sanak dusun laman sekalian, maaf seribu maaf kepada jurai tue dan pemerintah bukan melatih sambil bejalan, ngapak sambil lewat, sekali nukup dua kali embhikan.
Kalau tidak ada keberatan dan halangan pada adik sanak dusun laman, aku ngenjuk kan bembangan kite beanguan 10 malam lagi.
Jawab dusun laman kami tidak ada keberatan menurut Abdullah Khulian bekhawas, cukup pengendak dide ade lagi awat beaguk.
Jawab Ahmad, jadilah terimakasih.
Lima malam lagi ajuk kan jadi, Ahmad ngulang ngundakkan adik sanak dusun laman nanak enggulai nyembelih ayam, disuaearekan pada adik sanak dusun laman, aguan kite tinggal 5 malam lagi. Sape kan diutus ke Pagar Jati, jeme ini hendak pilihan sebab nyampaikan suare tige :
1.      Endepatkan bunting
2.      Mintak Wali
3.      Nyuarei dusun laman Pagar Jati, aguan mintak ditunggui oleh jeme tue bujang gadis.
Rakyat Dusun Pagar Diwe musyawarah, memutuskan menunjuk Abdullah dan Jakfar utusan kite.
Abdullah dan Jakfar tidak menolak amanat dusun laman, ngijakkan gantingan tungguan.
Didusun Pagar Diwe : ade seorang lanjut umur zaman dulu sering madan kule urusan kule.
Nama Gafar, duduk ditengah-tengah masyarakat , nak Abdullah sini dekat aku kata Gafar, Abdullah berangkat duduk dekat Gafar lanjut umur sesepuh dusun Pagar Diwe.
Nak Abdullah, sebelum besuare ade jeme tue betanye :
1.      Tuape dibatak, jawabnya begini anakku. Kami embatak hukum dan adat petata petiti dusun Pagar Diwe.
Tetapi kami dibawah niur pinang, didalam pagar dusun Pagar Jati, kami meminjam adat petata petiti dusun Pagar Jati.
Sebab kate jeme tue, adat banyak care beredang, lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnye, lain rimba lain kancilnya, kalu ade yang seliwa.
Sesepuh rambut putih tertawa terbahak-bahak.
Jawaban Abdullah benar, tak ada berbeda dengan adat petata petiti dusun Pagar Jati.

Lagi ada satu pertanyaan yang akan dilontakan oleh sesepuh rambut putih kepada Abdullah.
Abdullah ! Jawab pertanyaan ku, awas kalau tidak benar malu masyarakat dusun Pagar Diwe, jalan mane kamu kesini. Kalu jalan darat kamu kusangke raje ruse, kami kan masang jaring, kan kami tangkap kucencang kurenai jadi gulai jeme Pagar Jati.
Kalau jalan air kami kan masang kerakat panjang due belas, kamu ku sangke raje ikan.
Kalau jalan atas, kami kan masang pulut, kamu kusangke raje burung.
Jawablah Abdullah ! tutur kate, usulan jeme Pagar Jati. Dengan geram dan menakutkan.

Abdullah melengah dengan tenang, menjawab tutur kata sesepuh rambut putih.
Maaf sesepuh rambut putih, adik sanak dusun laman.
Kami kesini, nyuruk bumi melangkah langit, meniti rembun gemelincir.
Sesepuh rambut putih tertawa, Jawaban Abdullah benar, tak berbeda petata petiti dusun pagar jati dengan  dusun Pagar Diwe.
Benar dusun Pagar Diwe, pepate mengatakan lubuk dalam dedasan agung lubuk lebar tunggu buaye, pantas bekule dengan kite.

Anakku Abdullah, tutur sesepuh Pagar Jati.
Sampaikanlah tujuan kamu kesini.
Maaf kepada sesepuh, jurai tue, pemerintah, adik sanak dusun laman Pagar Jati.
Kerajaan kami, utusan Ahmad dusun laman.
-Satu, endepatkan bunting
-Dua, mintak wali
-Tiga, nyuarei adik sanak family dusun laman Pagar Jati
Ajuan kite di Pagar Diwe, ngagukkah Badu bin Ahmad, Aminah binti Karim tinggal lima hari lagi.

Sebuleh-bulehnya masyarakat dusun Pagar Jati diberati mendatangi aguan kite.
Menunjukkan same-same injik suke.
Jawab sesepuh kite dusun Pagar Jati, Ayu
-  Bunting (Aminah) beserta bujang gadis serta kerbai pacak ngicik pelagu  peragam
-  Wali kan di enjuk, bataklah.
-  Dusun laman datang hari jadinye

Berangkatlah Abdullah serta yang telah diputuskan sesepuh dusun Pagar Jati, menuju dusun Pagar Diwe.
Abdullah dan Jakfar lah balik bunting serte wali kawin lah dirumah, Ahmad ngundakkan adik sanak dusun laman. Tutur kata Ahmad Abdullah dan Jakfar lah balik, aguan kite tinggal 4 malam lagi :
-   Aku serahkan aguan pada dusun laman
-   Anak bujang anak gadis aku endak enggunekannye
-   Jeme tue aku mintak digawi ini perlu
Jawab dusun laman, bujang gadis kami serahkan, kami tue je mane hendak dibuat besok mulai.
Tutur Ahmad, kite membuat     tarup dan tempat bemasak didepan rumah ini. Ahmad menyuruh adiknya nyuarei lebu meraje anak belai sanak family jauh damping undak gale dirumah Ahmad dusun Pagar Diwe.
Karang kampung besedie membantu Ahmad. Semalam dua malam agi aguan jadi, adik sanak dusun laman, makan minum bekerja di rumah Ahmad. Karena aguk besak menurut pukulean aguan raje-raje, artinya betinting same ringgit bakhi. Bepangkah same balak betung.

Dusun laman Pagar Diwe, dusun laman Pagar Jati, adiksanak dusun Pagar Diwe, memberikan bantuan, ayam, kambing, ikan, kerumah Ahmad. Ahmad menyembelih kerbau dua ekor, seekor untuk untuk hari menyembelih, satu ekor hari jadi.

Hari jadi nya masyarakat dusun Pagar Diwe menyambut simah dari dusun Pagar Jati, dengan tari-tarian, bunyi-bunyian. Pengatin  memakai pakian adat, perempuan memakai adat pengatin perempuan, laki-laki memakai syan belang, baju alam kari, gitar kepundang.
Kursi pengatin telah tersedia. Orang tua sehari suntuk makan minum belagu beragam mapak simah mendah dari dusun Pagar Jati. Redap Gung tabuhan tidak berhenti, orang tua silih berganti pencak silat ditengah laman.

Bujang gadis silih berganti tari menari
Silih berganti makan minum dari pagi sampai petang
Selesai makan minum simah melapor hendak balik. Masyarakat dusun Pagar Diwe mengantar simah batas berembung lawang Pagar Diwe. Inilah adat petata petiti bujang gadis. Tandang nindai gadis, tandang berasan atau melamar calon istri sekarang ini, melahikan sudah saya uraikan ini, diatas yang saya uraikan ini, RASAN KULE BERETE.

Dari zaman dahulu sampai sekarang ini madan kule orang yang terpilih. Upacara pernikahan, mencakup bermusyawarah, kegotong royongan, ngundakkan adik sanak jauh damping lebu meraje anak belai. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, kegunung sama mendaki, kelembah sama menurun.
Sambak ui pengarang rakit, tenggelam sama basah, terapung same kering. Inilah adat lembaga nenek moyang zaman dahulu, tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas, silih berganti datang dan pergi, patah tumbuh hilang berganti.


Saya tulis kule Tambik Anak :
1.      Kule tambik anak duduk batu berdiri kayu
2.      Kule tambik anak nenantian
3.      Kule tambik anak pelapik duit
4.      Kule tambik anak jurai sesame

 Kule berete dan tambik anak abis masenye tahun 1930 an.














PERANG GUMAY


Oleh : Lan Djekindang

Pada tahun 1962 saya mengikuti sayembara lambang daerah Kabupaten Lahat Lukisan (Gambar) lambang daerah Kabupaten Lahat ini, akan saya urai satu persatu.

1.      Lukisan kuning terletak diatas, atap tempat berlindung hujan dan panas terik matahari. Zaman nenek moyang dulu kala atap belum mengenal gelumpai, alang-alang, sirap,  dan belum memasang seng dan genteng.
Atapnya Pangkul artinya bambu dipotong sama panjang dibelah dua. Diritan dibawah sama rapat menelentang keatas, ini mengambarkan rakyat dan masyarakat meminta pengayom dan perlindungan kepada pemerintah. Diritan diatas sama rapat menutupi sela-sela dibawah, mengambarkan pemerintah mengayomi dan melindungi rakyat dan masyarakat Kabupaten Lahat khususnya, rakyat masyarakat Indonesia dari sabang sampai marauke umunya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2.      Bukit Serelo dan Bukit barisan yang menghijau menuju gunung Dempo dengan curak putus-putus jurang yang dalam.
a.      Bukit barisan yang menghijau mengambarkan kesuburan daerah Kabupaten Lahat.
Tanah dataran Serelo, bukit barisan Dempo menjadi daerah persawahan disebabkan air turun dari pegunungan.

b.      Bukit barisan yang putus-putus kadang kala dihalangi jurang yang dalam, mengambarkan cita-cita  yang berjiwa besar, bercita-cita tinggi, pasti mengalami hambatan halangan dan rintangan.

3.       Tombak bersilang bambu runcing, keris ditangan adalah senjata rakyat menghadapi perang melawan penjajah kolunial Belanda, Pecahnya perang Sunan Badarudin di Palembang.

4.      Lukisan Padi dan Kapas mengambarkan dari zaman Purba penghasil padi cukup banyak. Jadi jelas rakyat kabupaten Lahat cukup sandang dan pangan.

5.      Motto : SEGANTI SETUNGGUAN

Asal kalimat ini masa perang Zaman nenek puyang melawan penjajah Belanda, perang Gumay benteng Dusun Jati.
Kalah perang sunan Palembang, Bangsa Belanda mudik sungai musi menyelusuri sungai Lematang. Belanda aman menguntaikan tangan seorang tidak ada lawan.

Sampai di Lahat baru Belanda disambut dengan Keris, balau (tombak), pedang dan lain-lain. Rakyat dari muara Lematang yang dilalui Belanda, bukan takut dan tidak ada pahlawan yang gagah berani, karena belum ada siapa yang sanggup menjadi Imam perang (Panglima perang). Disebabkan serdadu Belanda tidak ada perikemanusiaan terhadap rakyat dan rakyat yang jauh ketakutan, bagaimana kalau belanda sampai kesini.
Maka Tiap-tiap suku yang ada di Palembang ulu serentak mengadakan sidang musyawarah menetapkan wakil untuk mengadakan sidang besar-besaran yang ada hubungannya dengan suku Gumay bertempat Dibalai Buntar Lubuk Sepang Gumay Lembak.

Utusan-utusan yang datang yaitu Mulak, Pagar Gunung, Besemah, Lintang Empat lawang, Lampung Selatan, Musi Ulu, Lematang Ilir, Ogan Ulu, Rakyat Enim, Semende, Suku Gumay dan Semidang diandas (medan perang).

Sidang  musyawarah memutuskan dan menetapkan :
1.      Menunjuk Tuan Raje dusun Endikat Gumay Talang menjadi Imam perang (panglima perang) tertinggi
2.      Tempat medan perang Benteng Aur dusun Jati
3.      Stap Imam dan komando perang beserta anggota perang, barang pangan didusun Endikat
Medan perang dan stap imam, anggota barang pangan jaraknya kurang lebih 3 kilo meter.

Tuan Raje menyanggupi dengan ikhlas semua yang telah diputuskan sidang musyawarah di Balai Buntar. Tuan Raje memberikan pesan pada semua utusan :

1.      Anggota perang turuti perintah Imam
2.      Meskipun rasa kuat, gagah, hulubalang pantang mundur, kalau belum ditunjuk Imam tidak dibenarkan berperang.
3.      Anggota perang secepat dan sesingkat waktu sudah berkumpul di Endikat Gumay Talang.

Perang Gumay dibawah komando Tuan Raje dipimpin oleh delapan orang Mimbar. Mulai perang, pengumuman ditujukan pada Belanda diperkirakan Tahun 1866 abat 19 masehi. Tujuan perang lebih baik mati dari pada dijajah bangsa asing.

Perang Gumay berkobar, Tuan Raje dan delapan Mimbar memimpin perang, setiap hari Mimbar mengantarkan anggota perang ke Benteng Aur Duri dusun Jati. Anggota perang nikat, tumbak patah, keris ditangan, sebelum nyawa melayang keris tetap ditangan. Perang kian hari betambah sengit, serdadu Belanda setiap hari bertambah.

Perang terus berjalan abis bulan berganti bulan, bertahan dibenteng Aur Duri dusun Jati. Perang berjalan delapan bulan, utusan Belanda datang ke benteng Aur Duri, utusan belanda menyampaikan pembicaraan kepada Mimbar pemimpin perang Gumay, bahwa Belanda mengajak berunding bertempat di  dusun Selawi.

Jawab Mimbar, baiklah kita mengadakan perundingan tiga hari lagi. Tuan Raje mengutus Mimbar mengadakan perundingan di dusun Selawi.

Pihak Belanda wakil gendral yang berkedudukan di Batavia (Jakarta) Pihak kesatu wakil Belanda mengusulkan :


1.      Suku Gumay (Gumay Miji), artinya Gumay merdeka selama lamanya
2.      Jangan dihalangi dan dicegah Belanda meneruskan penjajahan ke Basemah dan sekitarnya.


Pihak ke dua wakil Imam perang Gumay Tuan Raje memberikan Jawaban :
1.      Gumay (Palembang Ulu) Merdeka
2.      Angkatan Perang Belanda Kembali ke Palembang
3.      Perang diteruskan kalau tidak setuju  jawaban satu dan dua.

Inilah isi perundingan wakil Imam perang Gumay dengan wakil gendral Belanda di Batavia. Perundingan pertama gagal, Imam perang dan Mimbar bersiap-siap dan memberikan petunjuk kepada anggota perang bahwa dibenteng Aur Duri ditambah anggotanya, siap siaga menunggu serangan Belanda membabi buta menyerang mengepung benteng.

Tiga hari sesudah perundingan, serangan datang dengan amat hebat dan dasyat menembaki benteng Aur Duri.

Senjata ampuh yang dapat diandalkan :
1.      Senjata api Gumay yang bernama GURUH KEMARAU
2.      Senjata api Pagar Gunung bernama Bujang Padang
3.      Senjata api Basemah Ulu manak bernama  Penggajah

Ketiga senjata ini tidak berhenti meledak mengakibatkan pihak Belanda korban jiwa sebanyak-banyaknya. Kurang lebih sebulan perang berjalan pihak Belanda kembali mengadakan perundingan, Pangeran Singa Yuda pesirah Gumay Lembak dusun Lubuk Sepang, masa itu Pangeran Singa Yuda memihak pada Belanda. Pangeran Singa yuda memberikan petunjuk kepada belanda cara agar dapat menembus benteng Aur Duri, petunjuk yang diberitahukan kepada Belanda yaitu :

1.      Tutup air masuk ke dalam benteng agar angota perang yang ada di dalam benteng kekurangan air dan makan
2.      Tanamkan tong sendawe dibawah serumpun aur duri, setelah meledak rumpun aur duri roboh dan benteng dapat dimasuki.

Akal Busuk ini dituruti oleh Belanda, akhirnya air diputus tidak dapat makan dan minum, rumpun aur duri roboh serumpun, serdadu belanda dapat masuk ke dalam benteng. Imam Tuan Raje mengadakan perintah, semua anggota perang agar supaya meninggalkan benteng mundur ke stap di dusun Endikat Gumay Talang.
Setelah semua anggota perang Gumay berkumpul di dusun Endikat, Tuan Raje memberikan amanat :

1.      Lanjutkan perang, komando perang saya tugaskan :
a.      Kepada Pangeran Mekam Gumay Ulu
b.      Kepada Pangeran Sindang Muara Dua Gumay Ulu
c.       Anggota Perang dari Lampung Selatan dan Bengkulu Selatan, silahkan pulang ketempat masing-masing.
Selain dari itu siapa yang sanggup meneruskan perjuangan, ikuti turuti laksanakan perintah Pangeran Mekam dan Pangeran Sindang Muara Dua Gumay Ulu. Saya Tuan Raje mengadakan Gerilya.


Setelah mendapatkan amanat dari Tuan Raje Pangeran Mekam dan Pangeran Sindang Muara dua mengajak rakyat Palembang Ulu mendirikan benteng Tanah Pematang antara Selangis dan Lematang, tinggi benteng sekitar tiga meteran dan lebar sekitar lima meteran dan sampai kini benteng ini masih ada.

Sebab Belanda hendak menaklukan Jagat Besemah dan akan melalui daerah lahat Lubuk Sepang mendarat di bukit tajam arah air lim, Bukit napal putih, Pematang dengung, Lekung Selasih, Jambat Gurung Agung, Lubuk Sele nyebrang selangis Lubuk Limus mendarat ke kepematang sampai ketebing Tanah  Pangeran Mekam dan pangeran Sindang Muara Dua.

Disini Belanda disambut dengan Tumbak dan keris, Banyak korban jiwa dari pihak Belanda. Tidak lama berperang Pangeran Mekam tertangkap hidup oleh Belanda, berakhir sudah perang Pangeran Mekam dan Pangeran Sindang Muara Dua, dan Belanda meminjakkan kakinya di Basemah.

Keamanan masih jauh terjangkau oleh Belanda dikarnakan :

1.      Gerilya Tuan Raje malam siang disana sini terus berkobar
2.      Benteng Mentaralam tidak dapat dimasuki. Aur Durinya sama dengan benteng Jati, gerilya Tuan Raje dan Hulubalangnya cukup mengerikan serdadu Belanda dimana saja. Adakalanya Belanda mengempur kubu-kubu Tuan Raje tapi Hulubalang-hulubalang Tuan Raje melakukan pembalasan terhadap Belanda.
 Masa gerilya Tuan Raje berjalan selama Tujuh tahun.

Di kubuan Suban Gaung serdadu Belanda yang di pelopori oleh Pangeran Singa Yuda, jalanya Lahat, Lubuk Sepang, Mekam Gumay Ulu, mendaki bukit-bukit Tanjung, Pematang Gagas, Talang Berangin, Simpur awang, Talang sialang berenti di Air Banir muara Air Talang Sialang dan bermalam.

Kebaikan dan kesucian hati Pangeran Singa Yuda terhadap Tuan Raje dan Hulubalang-hulubalangnya kelihatan benar-benar melindungi, agar Tuan Raje jangan tertangkap dan dibunuh oleh serdadu Belanda. Pangeran Singa Yuda melatih jalan menuju Suban Gaung bertemu dengan Tuan Raje dan menyampaikan pembicaraan kepada tuan Raje, besok serdadu Belanda akan datang kesini bertujuan untuk menangkap Tuan Raje.

Mendapat kabar itu Tuan Raje merintahkan semua hulubalangnya untuk segera pindah dari Suban Gaung ke Suban angat. Matahari Kindang (sekitar jam 09 pagi) Kita bertemu dengan Belanda dan yang harus dipedomani yaitu satu jangan menembak Belanda, dan kedua jangan menikam dan siapa melanggar akan celaka. Di Lubuk Labian bertemu dengan belanda nenek-nineng Haji Reiswan Jarai begitu bertemu langsung menembaki Belanda menit itu juga tembakan Belanda mengenai pelepatan, peluru tidak keluar sampai mati.

Kubuan Tuan Raje pertama yaitu Talang mutung (kemang manis), kemudian Disungai Endikat (bukit cerbun) sekitar delapan tahunan, mudik Banir, melangkah bukit barisan Gumay panah lubang satu tahun, di durian sebatang satu tahun, disuak manau satu tahun,disuak suban satu tahun, embarung batu ujan mas air lematang arahan panjang.


Lama gerilya Tuan Raje sekitar 13 tahunan, baru pulang ke dusun Endikat. Residen Palembang mengajak perundingan, perundingan ini disebut perundingan KT. Bertempat di dusun Lanju Gumay Talang. Residen menawarkan pada Tuan Raje maksud perkataan dan tujuan. Pintak Tuan Raje Cuma satu yaitu Lepaskan tahanan sumua orang Gumay.