GUMAY NIAN PO...!

25 Sep 2011

makam puyang Yal bingkuk

Inilah beberapa foto makam puyang Yal Bingkuk yang terletak di daerah sebagok di pinggiran ayik lim masuk  dalam kawasan dusun Simpow Gumay ulu.

foto diambil dari jauh di pinggiran ayik lim tampak bangunan pondok dari kejauhan


foto diambil dari arah depan dari jarak dekat

foto diambil dari arah samping


inilah bagian dalam makam puyang Yal Bingkuk

Kondisi makan puyang Yal Bingkuk waktu diambil foto foto ini nampak terawat dikarnakan baru sekitar 3-4 bulan yg lalu baru di pugar dan diberi atap rumahan beserta batu nisannya,  di sekeliling nya ada beberapa pohon besar dan semak semak tetapai jalan akses ke makam ini tidak terlalu sulit  dengan melalui dusun Simpow turun kepemandian di ayik lim kemudian melewati perkebunan kopi warga akan sampai ke lokasi makam Puyang Yal Bingkuk ini.








19 Sep 2011

tulisan majalah tempo 08 juli 1972

7 Sep 2011

SENJATA API GUMAY GURUH KEMARAU


Guruh kemarau adalah sejata api semacam meriam kecil (lila) yang dipikul di pundak,dipakai oleh dua orang tertentu menurut adat. Seorang bertugas memikul dan seorang lagi bertugas menyulut (membakar mesiunya). Senjata ini sangat ampuh dan dapat diandalkan waktu terjadinya perang Gumay dengan Belanda Benteng Jati. Kegunaan senjata sulut ini adalah untuk memecah kepungan musuh, apabila ditembakkan bunyinya hampir tidak terdengar oleh orang-orang disekitarnya tetapi dari  jauh bunyinya terdengar seperti guruh (guntur) di musim kemarau dan kepungan musuh jadi berantakan.

Keunikan senjata ini yaitu apabila musuh sudah terkena senjata ini efeknya banyak yang rebah karena kepala pusing, sakit perut dan muntah-muntah, bahkan banyak juga yang sampai pingsan. Mudah diduga betapa mudahnya menewaskan musuh dalam keadaan demikian dan senjata ini tak henti-hentinya meledak mengakibatkan korban pada pihak musuh.

Perang adalah perang segala akal muslihat dan kesempatan dapat digunakan, tapi kenyataannya tidak. Merupakan karakteristik senjata itu, Sekaligus identitas kepribadiann Gumay, bahwa orang orang Gumay setelah terbebas dari kepungan hanya menghindar dan kembali menyerang setelah musuh siap kembali betul betul. Sikap dan cara jantan yang dalam situasi pertempuran sekalipun dalam situasi penentuan hidup atau mati, menang atau kalah masih menghormati musuh yang tidak berdaya dan memberinya cukup waktu untuk siap kembali. Suatu sikap kesatria orang orang Gumay. Informasi terakhir yang di dapat mengenai keberadaan senjata ini, sekarang senjata ini berada  di museum Bukit Tinggi museum tertua buatan belanda yang berada di Sumatra Barat dengan nama GURUH KEMARAU DARI LAHAT.

BATANGHARI SEMBILAN TEMPAT PENYEBARAN JEME-JEME GUMAY



Ada berbagai pendapat mengenai Batanghari Sembilan ini, yang dimaksud Batanghari  adalah Sungai, sedangkan Sembilan adalah jumlah dari sungai tersebut. Profinsi Sumatera Selatan dikenal pula dengan sebutan “DAERAH BATANGHARI SEMBILAN”.

Disumatera Selatan banyak sekali terdapat Batanghari  atau sungai sungai baik besar maupun kecil, puluhan bahkan ratusan jumlahnya tetapi sungai sungai mana saja yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini. Tidak ada ketentuan khusus yang mengaturnya. Namun jelas adalah sungai musi beserta anak anaknya yang besar-besar saja.
Umpama saja H. Boedenani dalam bukunya yang berjudul SEJARAH SRIWIJAYA, Penerbit Ternate, cetakan pertama, April 1976, Halaman 68 dapat diketahui bahwa sungai sungai yang termasuk Batanghari Sembilan tersebut adalah sungai Musi, sungai Ogan. sungai komering. sungai Kelingi, sungai Lakitan, sungai Rawas. sungai Rupit dan sungai Batanghari Leko.
Selain itu Jama’ani dalam buku Sejarah Pemulaan mengemukakan sungai sungai yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini adalah : sungai Musi, sungai Kelingi, sungai Semangus, sungai Lakitan, sungai Rawas, sungai Batanghari Leko, sungai Lematang, sungai ogan dan sungai Kemering.

Sedangkan menurut versi Gumay, yaitu yang berdasarkan sejarah Gumay, maka sungai sungai yang termasuk kedalam Batanghari Sembilan ini adalah : Sungai Lematang, sungai musi, sungai Komering, sungai Ogan, sungai Tulang Bawang (prof. Lampung), sungai Enim, sungai Rejang (prof. Bengkulu), sungai Pine (prof. Bengkulu), dan sungai Lintang. Jadi meliputi daerah Sumatera Bagian Selatan.

Daearah Gumay dapat ditinjau dari dua aspek, yang pertama adalah segi historis, yaitu berdasarkan sejarah keturunan asal usul orang orang Gumay yang dimulai dengan puyang-puyang dengan daerah daerah pemyebarannya. Kedua adalah dari segi fisik yaitu secara wilayah yang memang namanya Gumay dan dihuni oleh orang orang Gumay. Berdasarkan Historinya Sebetulnya daerah Gumay itu adalah mencakup daerah daerah yang disebut Batanghari Sembilan, tentunya menurut versi sejarah yang dimiliki orang orang Gumay, Batanghari Sembilan tersebut adalah daerah daerah tempat penyebarab seluruh anak dari Puyang Suke Milung (Simbang Gumay), 9 putra dan 1 putri. berikut nama nama anak puyang Suke Milung dan daerah Batanghari Sembilan tempat penyebarannya :

1.      Puyang Panjang ke sungai Enim
2.      Puyang Remanjang ke sungai Lematang
3.      Puyang Untu ke Sungai Kemering
4.      Puyang Indang ke Sungai Lintang
5.      Puyang Remindang ke sungai Pine
6.      Puyang Limpak ke sungai Musi
7.      Puyang Limparan ke sungai Musi kemudian ke sungai Rejang
8.      Puyang Intan Prmate Jagat ke sungai Lematang tepatnya di dusun Prabu Menang (Puntang Merapi)
9.      Puyang Suri Dendam (putri) ke sungai Ogan

Dan istilah atau sebutan Batanghari Sembilan dalam sejarah Gumay mulai timbul semenjak anak anak Puyang Suke Milung yang 9 putra dan 1 putri bertolak dari Kute Bentare Rambang menyebar mudik ke sungai sungai tersebut diatas.