GUMAY NIAN PO...!

10 Jun 2012

MAHAMERU




Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo...

Menatap jalan setapak
Bertanya - tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus:
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Chorus

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa...

           By : Dewa 19




5 Mar 2012

Rijalul Ghaib

Di antaranya pula ada yang diberi pangkat Rijalul Ghaib atau manusia-manusia misteri. Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap masa. Mereka orang-orang yang selalu khusyu’, mereka tidak berbicara kecuali dengan perlahan atau berbisik, kerana mereka merasa bahwa Allah swt selalu mengawasi mereka. Mereka sangat misteri, sehingga keberadaan mereka tidak banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka selalu rendah hati, malu dan mereka tidak banyak mementingkan kesenangan dunia. Boleh dikata segala tindak tanduk mereka selalu misteri. Di antaranya pula ada yang selalu menegakkan agama Allah. Jumlah mereka hanya lapan belas orang di setiap masa. Ciri khas mereka adalah selalu menegakkan hukum-hukum Allah. Dan mereka bersikap keras terhadap segala penyimpangan. Syeikh Abu Madyan termasuk salah seorang di antara mereka. Beliau berkata kepada murid-muridnya: “Tampilkan kepada manusia tanda redha kamu sebagaimana kamu menampilkan rasa ketidaksenangan kamu, dan perlihatkan
kepada manusia segala nikmat yang diberikan Allah, baik yang zahiriyah mahupun batiniyah seperti yang dianjurkan Allah dalam firmanNya berikut:
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda bersyukur”26
26 Surah Adh Dhuha: 11

3 Mar 2012

Yang Ghaib……….!


الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُوْنَ
"Mereka yang percaya kepada yang ghaib, dan mereka yang mendirikan sembahyang, dan dari apa yang Kami anrcgerahkan kepada mereka, mereka dermakan. " Suroh Al-Baqoroh Ayat 3.

Percaya pada yang ghaib. Yang ghaib ialah yang tidak dapat disaksikan oleh pancaindera; tidak nampak oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, yaitu dua indera yang utama dari kelima (panca) indera kita. Tetapi dia dapat dirasa adanya oleh akal. Maka yang pertama sekali ialah percaya kepada Allah, zat yang menciptakan sekalian alam, kemudian itu percaya akan adanya hari kemudian, yaitu kehidupan kekal yang sesudah dibangkitkan dari maut.

Iman yang berarti percaya , yaitu pengakuan hati yang terbukti dengan perbuatan yang diucapkan oleh lidah rnenjadi keyakinan hidup. Maka iman akan yang ghaib itulah. tanda pertama atau syarat pertama dari takwa tadi.

Kita sudah sama tahu bahwa manusia itu dua juga coraknya; pertama orang yang hanya percaya kepada benda yang nyata, dan tidak mengakui bahwa ada pula di balik kenyataan ini sesuatu yang lain. Mereka tidak percaya ada Tuhan atau Malaikat, dan dengan sendirinya mereka tidak percaya akan ada lagi hidup akhirat itu. Malahan terhadap adanya nyawapun, atau roh, mereka tidak percaya. Orang yang seperti ini niscaya tidak akan dapat mengambil petunjuk dari al-Qur'an. Bagi mereka koran pembungkus gula sama saja dengan al-Qur'an.

Kedua ialah orang-orang yang percaya bahwa dibalik benda yang nampak ini, ada lagi hal-hal yang ghaib. Bertambah banyak pengalaman dalam arena penghidupan, bertambah mendalamlah kepercayaan mereka kepada yang ghaib itu.

Kita kaum Muslimin yang telah hidup empat belas abad sesudah wafatnya Rasulullah s.a.w dan keturunan-keturunan kita yang akan datang dibelakangpun Insya Allah, bertambah lagi keimanan kepada yang ghaib itu, karena kita tidak melihat wajah beliau.

Itupun termasuk iman kepada yang ghaib. Maka tersebutlah pada sebuah hadits yang dirawikan oleh Imam Ahmad, ad-Darimi, al­Baqawardi dan Ibnu Qani di dalam Majma' ush Shahabah, dan ikut juga merawikan Imam Bukhari di dalam Tarikhnya, dan At Thabarani dan al-Hakim, mereka meriwayatkan daripada Abi Jum'ah al-Anshari:
"Berkata dia (Abu Jum 'ah al-Anshari) : Aku bertanya ; ya Rasulu­llah ! Adakah suatu kaum yang lebih besarpahalanya daripada kami, padahal kami beriman kepada engkau dan kami mengikuti akan engkau ?Berkatalah beliau : Apalah akan halangannya bagi kamu (buat beriman kepadaku), sedang Rasulullah ada di hadapan kamu, dan datang kepada kamu wahyu (langsung) dari langit. Tetapi akan ada lagi suatu kaum yang akan datang sesudah kamu, datang kepada mereka Kitab Allah yang ditulis di antara dua Luh, maka merekapun beriman kepadaku dan mereka amalkan apa yang tersebut di dalamnya. Mereka itu adalah lebih besar pahalanya daripada kamu. "

Dan mengeluarkan pula at-Thayalisi, Imam Ahmad, dan Bukhari di dalam Tarikhnya, at-Thabarani dan al-Hakim, mereka riwayatkan daripada Abu Umamah al-Baihili.
"Berkata dia (Abu Umamah), berkata Rasulullah s. a. w : "Bahagialah bagi siapa yang melihat aku dan beriman kepadaku; dan bahagia (pulalah) bagi siapa yang beriman kepaadaku, padahal dia tidak melihat aku (tujuh kali). "

Hadist ini dikuatkan lagi oleh yang dirawikan Imam Ahmad, Ibnu Hibban dari Abu Said al-Khudri.
"Bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah s.a.w. Bahagialah bagi siapa yang melihat engkau dan berimun kepada engkau. Beliaupun menjawab: Bahagialah bagi siapa yang melihat aku dan beriman kepadaku; dan berbahagialah bagi siapa yang beriman kepadaku, padahal dia tidak melihat aku. "

Kita tidak melihat wajah beliau. Bagi kita beliau adalah ghaib. Kita hanya mendengar berita dan sejarah beliau atau bekas-bekas tempat beliau hidup di Mekkah, namun bagi setengah orang yang beriman, demikian cintanya kepada Rasulullah, sehingga dia merasa seakan-akan Rasulullah itu tetap hidup, bahkan kadang-kadang titik air matanya karena terkenang akan Rasulullah dan ingin hendak menjadi umatnya yang baik dan patuh, ingin mengerjakan sunnahnya dan memberikan segenap hidup untuk melanjutkan agamanya.
Maka orang beginipun termasuk orang yang mendalam keimanannya kepada yang ghaib.
Maka keimanan kepada yang ghaib dengan sendirinya diturutinya dengan mendirikan sembahyang.

Tegasnya kalau mulut telah tegas mengatakan iman kepada Allah, Malaikat, Hari Kemudian, Rasul yang tidak pernah dilihat dengan mata, maka bila panggilan sembahyang datang, bila azan telah terdengar, diapun bangkit sekali buat mendirikan sembahyang. Karena hubungan di antara pengakuan hati dengan mulut tidak mungkin putus dengan perbuatan.

23 Feb 2012

PENGHUNI LANGIT....?






Catatan :
Beberapa dalil tentang keberadaan Para Penghuni Langit
Hadis (1) : Penghuni Langit dibedakan dengan Malaikat
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya, serta para penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang ada di dalam lubangnya dan juga ikan, akan mendo’akan orang yang mengajarkan kebaikan kepada ummat manusia”.
(At-Tirmidzi, Kitab “al-’Ilm”, Bab “Maa Jaa-a fii Fadhlil Fiqhi ‘alal ‘Ibaadah” (V/50, no. 2685). Dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahiih Sunanut Tirmidzi (II/343). Lihat pula kitab Misykaatul Mashaahiih dengan tahqiq al-Albani (I/74, no. 213).
Note : Pada Hadis di atas, Rasulullah membedakan antara Malaikat dengan Penghuni Langit.

Hadis (2) : Berita tentang Ya’juj dan Ma’juj
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka ALLAAH SWT kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah)
Note : Penduduk Langit pada Hadis di atas tentu bukan Malaikat, karena Malaikat makhluk gaib, bagaimana mereka bisa berlumuran darah?

Hadis (3) : Pendapat Ibnu Abbas r.a.
Abu Dhahi meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas ra membaca ayat, “Allah yg menciptakan tujuh langit dan dari bumi juga serupa,” lalu berkata, “ada tujuh bumi dan di setiap bumi terdapat nabi-nabi seperti nabi-nabi kalian. Ada Adam seperti nabi Adam, ada Nuh seperti nabi Nuh, ada Ibrahim seperti nabi Ibrahim, dan ada Isa seperti nabi Isa.”
Note : Imam Suyuthi ketika ditanya tentang hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abi adh Dhuha dari Ibnu Abbas tentang,”Di setiap bumi terdapat Adam seperti Adam kalian, Nuh seperti Nuh kalian, Ibrahim seperti Ibrahim kalian, Isa seperti Isa kalian dan seorang Nabi seperti Nabi kalian.” Maka beliau (Suyuthi) menjawab bahwa hadits itu diriwayatkan oleh Hakim didalam “al Mustadrak” dan dia (Hakim) mengatakan bahwa hadits itu memiliki sanad yang Shahih…

Baca juga Uwais Al-Qarni, Menjadi Sebutan Penduduk Langit di : http://almostawesomecheese.wordpress.com/2012/02/08/uwais-al-qarni-menjadi-sebutan-penduduk-langit/



25 Sep 2011

makam puyang Yal bingkuk

Inilah beberapa foto makam puyang Yal Bingkuk yang terletak di daerah sebagok di pinggiran ayik lim masuk  dalam kawasan dusun Simpow Gumay ulu.

foto diambil dari jauh di pinggiran ayik lim tampak bangunan pondok dari kejauhan


foto diambil dari arah depan dari jarak dekat

foto diambil dari arah samping


inilah bagian dalam makam puyang Yal Bingkuk

Kondisi makan puyang Yal Bingkuk waktu diambil foto foto ini nampak terawat dikarnakan baru sekitar 3-4 bulan yg lalu baru di pugar dan diberi atap rumahan beserta batu nisannya,  di sekeliling nya ada beberapa pohon besar dan semak semak tetapai jalan akses ke makam ini tidak terlalu sulit  dengan melalui dusun Simpow turun kepemandian di ayik lim kemudian melewati perkebunan kopi warga akan sampai ke lokasi makam Puyang Yal Bingkuk ini.








19 Sep 2011

tulisan majalah tempo 08 juli 1972

7 Sep 2011

SENJATA API GUMAY GURUH KEMARAU


Guruh kemarau adalah sejata api semacam meriam kecil (lila) yang dipikul di pundak,dipakai oleh dua orang tertentu menurut adat. Seorang bertugas memikul dan seorang lagi bertugas menyulut (membakar mesiunya). Senjata ini sangat ampuh dan dapat diandalkan waktu terjadinya perang Gumay dengan Belanda Benteng Jati. Kegunaan senjata sulut ini adalah untuk memecah kepungan musuh, apabila ditembakkan bunyinya hampir tidak terdengar oleh orang-orang disekitarnya tetapi dari  jauh bunyinya terdengar seperti guruh (guntur) di musim kemarau dan kepungan musuh jadi berantakan.

Keunikan senjata ini yaitu apabila musuh sudah terkena senjata ini efeknya banyak yang rebah karena kepala pusing, sakit perut dan muntah-muntah, bahkan banyak juga yang sampai pingsan. Mudah diduga betapa mudahnya menewaskan musuh dalam keadaan demikian dan senjata ini tak henti-hentinya meledak mengakibatkan korban pada pihak musuh.

Perang adalah perang segala akal muslihat dan kesempatan dapat digunakan, tapi kenyataannya tidak. Merupakan karakteristik senjata itu, Sekaligus identitas kepribadiann Gumay, bahwa orang orang Gumay setelah terbebas dari kepungan hanya menghindar dan kembali menyerang setelah musuh siap kembali betul betul. Sikap dan cara jantan yang dalam situasi pertempuran sekalipun dalam situasi penentuan hidup atau mati, menang atau kalah masih menghormati musuh yang tidak berdaya dan memberinya cukup waktu untuk siap kembali. Suatu sikap kesatria orang orang Gumay. Informasi terakhir yang di dapat mengenai keberadaan senjata ini, sekarang senjata ini berada  di museum Bukit Tinggi museum tertua buatan belanda yang berada di Sumatra Barat dengan nama GURUH KEMARAU DARI LAHAT.