GUMAY NIAN PO...!

25 Jun 2011

DIWE TIGE

Oleh : Lan Djekindang


 Dikisahkan pada zaman dahulu ada tige orang bersaudara, datang di Siguntang, pertama Gumay, kedua Semidang (Nurdin sakti), dan ketiga Atung Bungsu. Kedatangan ketiga bersaudara ini sekitar ribuan tahun sebelum masehi. Karna dibukit Siguntang tanah nya sempit timbullah musyawarah ketiga bersaudara ini, yaitu hendak mencari tanah yang luas.
Pertama yang hendak pindah memudik mengulu sungai Semidang (Nurdin Sakti), saran Atung Bungsu pada Nurdin Sakti, saudara berangkatlah tujulah rimba legun dalam diulak gunung Dempo. Generasi anak cucung kita nanti bersama-sama undak di rimba legun dalam diulak gunung Dempo.
Menurut Gumay dan Atung Bungsu, saudara berangkatlah mudik sungai Musi menyusuri sungai Lematang nyimpang kanan sungai Selangis betapak di Tangga Manik.
Atung Bungsu lapor pada saudaranya Gumay, Atung Bungsu akan berangkat menjelajahi Siguntang,pulau Jawa,Semenanjung Malaka sampai ke Benua Keling.
Gumay beristri putri Nantan buih anak Ratu Bengkulu. Perpindahan Gumay dan istrinya, Siguntang,Palembang lame ,cangkir Tuban tue,Tuban mude,Rambang Timpe rasan.

Di Timpe rasan generasi turunan Gumay ke sebelas Puyang Suke Milung anaknya Sembilan laki-laki dan satu orang perempuan, yang perempuan bernama Suri Dendam berlaki ke dusun Niur Sayak ogan ulu.
Dari Timpe Rasan puyang Gumay Lembak, Gumay Ulu dan Gumay Talang bernama puyang Remanjang bertapak di Lubuk Sepang Gumay Lembak.
Anak Suke milung tersebar Lahat,  Muaraenim, Musi Rawas, Bengkulu Selatan, Lampung Selatan, dan Ogan Ulu.
Atung Bungsu akan menyusul kedua saudaranya Gumay dan Semidang diulak Gunung Dempo. Dari Benua Keling menyusur Tanjung Malaka menyeberang ke pulau Jawa, dari pulau Jawa Atung Bungsu sudah beristri, menyebrang ke Sumatera di Muara Musi. Mudik Musi merubah nama puyang Nimbang air yang mana berat ditelusuri yang berat air Lematang akan mendarat merancang dusun berubah nama puyang menjadikan Jagat Besemah sekitarnya.
Beberapa turunan bebuyutan puyang menjadikan jagat atau yang turun menurun diangkat menjadi Imam Basemah takdir tuhan yang maha kuasa, Imam mati tidak ada yang mengantikanya. Air mata anak cucung menangisi Imam diambil dan disimpan oleh yang tertua,berarti Imam tidak putus, penjelmaanya sampai sekarang ini dan seterusnya Minyak pagar Agung.
Semidang (Nurdin Sakti) beberapa turunan bebuyutan nya turun temurun diangkat menjadi Imam Semidang.
Pada suatu masa generasi Imam Semidang meninggal dunia tidak ada yang akan menggantikanya maka timbullah pepatah :
1.      Ucap Rembige kembang lima Semidang Sakti
2.      Sehari lapar Sehari betanak
3.      Sehari betanam tumbuh remimbung bebunga bebuah

Imam Semidang, bilama perlu ade nyate sendirinya.
Gumay sampai dimasa ini Imamnya tidak putus, sekarang generasi ke 27 turunan Gumay Imamnya Rumsyah Amasin di Endikat.

1.      Perintah (Suruhan) Gumay, Basemah, Semidang :
a.      Endepat embalik
b.      Serame behagih
c.       Janji nunggu
d.      Utang bayar
e.      Piutang tanggapi

2.      Larangan (Segahan) Gumay,Basemah,Semidang :
a.      Nube Ulu mandian
b.      Membuang bayang
c.       Merampak Jungut
d.      Nutuh ranting peningiran
e.      Ingkar janji

3.      Harta Pusaka turun temurun diberikan pada anak tue
a.      Sebuah rumah
b.      Sebidang sawah
c.       Jale seraban
d.      Keris sebilah
e.      Balau sebatang

3 komentar:

  1. LUAR BIASA,, ALANGKAH INDAHNYA KALAU TULISAN INI TERPUBLIKASI DALAM KARYA BUKU ?

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum Pak. Mohon berkenan bersilaturahim. Kami punya silsilah keluarga hingga ke Diwe Gumay ZatAllah.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum Pak. Mohon berkenan bersilaturahim. Kami punya silsilah keluarga hingga ke Diwe Gumay ZatAllah.

    BalasHapus