GUMAY NIAN PO...!

7 Sep 2011

SENJATA API GUMAY GURUH KEMARAU


Guruh kemarau adalah sejata api semacam meriam kecil (lila) yang dipikul di pundak,dipakai oleh dua orang tertentu menurut adat. Seorang bertugas memikul dan seorang lagi bertugas menyulut (membakar mesiunya). Senjata ini sangat ampuh dan dapat diandalkan waktu terjadinya perang Gumay dengan Belanda Benteng Jati. Kegunaan senjata sulut ini adalah untuk memecah kepungan musuh, apabila ditembakkan bunyinya hampir tidak terdengar oleh orang-orang disekitarnya tetapi dari  jauh bunyinya terdengar seperti guruh (guntur) di musim kemarau dan kepungan musuh jadi berantakan.

Keunikan senjata ini yaitu apabila musuh sudah terkena senjata ini efeknya banyak yang rebah karena kepala pusing, sakit perut dan muntah-muntah, bahkan banyak juga yang sampai pingsan. Mudah diduga betapa mudahnya menewaskan musuh dalam keadaan demikian dan senjata ini tak henti-hentinya meledak mengakibatkan korban pada pihak musuh.

Perang adalah perang segala akal muslihat dan kesempatan dapat digunakan, tapi kenyataannya tidak. Merupakan karakteristik senjata itu, Sekaligus identitas kepribadiann Gumay, bahwa orang orang Gumay setelah terbebas dari kepungan hanya menghindar dan kembali menyerang setelah musuh siap kembali betul betul. Sikap dan cara jantan yang dalam situasi pertempuran sekalipun dalam situasi penentuan hidup atau mati, menang atau kalah masih menghormati musuh yang tidak berdaya dan memberinya cukup waktu untuk siap kembali. Suatu sikap kesatria orang orang Gumay. Informasi terakhir yang di dapat mengenai keberadaan senjata ini, sekarang senjata ini berada  di museum Bukit Tinggi museum tertua buatan belanda yang berada di Sumatra Barat dengan nama GURUH KEMARAU DARI LAHAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar